Rekam Jejak Perjalanan Menuju Puncak Gunung Merbabu Via Suwanting



Assalamu'alaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan umur panjang pada kita semua sampai saat ini.

Kali ini ane akan berbagi cerita perjalanan menuju puncak gunung Merbabu melalui jalur baru Suwanting. Gunung Merbabu memiliki jenis Strato dengan ketinggian 3.142 mdpl (meter diatas permukaan laut) dan terletak di beberapa wilayah Jawa Tengah, diantaranya Salatiga, Magelang dan Boyolali. Menurut kabar jalur Suwanting ini dahulu pernah digunakan dan ditutup sekitar tahun 1990an. Dan baru dibuka kembali pada awal tahun 2015 ini. Jadi mungkin belum banyak orang yang mengetahui jalur pendakian gunung Merbabu melalui Suwanting ini. Basecamp Suwanting berada di Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Sekitar ± 4 km ke arah utara dari obyek wisata Ketep Pass.


Perjalanan kita awali dari Jogja pada hari Senin, 11 Mei 2015, sekitar jam 12.10 atau lebih tepatnya setelah melaksanakan ibadah sholat Luhur / Dzuhur. Setelah melewati jembatan perbatasan antara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah atau biasa disebut dengan jembatan Krasak, kita putuskan untuk langsung menuju Muntilan. Setelah menemukan perempatan yang terdapat klenteng (tempat ibadah orang Tionghoa) di kanan jalan langsung kita ambil arah kanan menuju arah utara atau melewati Kecamatan Dukun untuk langsung menuju Ketep Pass. Sebelum memasukin kawasan obyek wisata Ketep Pass, kita ambil jalan kiri (jalan menanjak menuju obyek wisata Ketep Pass). Karena apabila belok kanan kita akan menuju Boyolali, atau menuju basecamp pendakian gunung Merapi via New Selo dan atau basecamp pendakian gunung Merbabu via Selo. Setelah melewati obyek wisata Ketep Pass, kita lanjutkan perjalanan menuju Desa Banyuroto. Selama perjalanan kita disuguhi pemandangan yang sangat menawan di kanan dan kiri jalan. Gunung Merapi pun terlihat mempesona karena cuaca yang begitu cerah tanpa ada awan mendung sedikitpun siang itu. Setelah melewati jalan menanjak sepanjang ± 500 m, kita menemukan tugu berwarna kuning dengan tulisan "Dusun Suwanting | Jalur Pendakian | →" (ngga sempet fotoin tugu karena buru-buru pengen istirahat di basecamp). Dari tugu kuning tersebut menuju basecamp dapat ditempuh sekitar 5 menit perjalanan dengan sepeda motor.

Sesampainya di basecamp, kita disambut warga dengan penuh keramahan. Sungguh pemandangan yang jarang kita temui di basecamp pendakian gunung lain. Setelah beristirahat di dalam basecamp pun kita disambut pula oleh pemilik rumah dan pengelola dengan hangatnya keramah-tamahannya. Awalnya pengelola yang ada di basecamp hanya beberapa orang saja. Dikarenakan baru ada lelayu di Dusun tersebut. Setelah berbincang-bincang banyak bersama pengelola akhirnya seorang warga dengan umur kira2 50an tahun menyapa kita dari depan pintu, lalu duduk bersila dan berbaur bersama kita. Beliau banyak bercerita kepada kita dengan penuh senyum ramahnya.

Setelah kita selesai bersiap-siap dan merapikan barang bawaan, kita mendapat banyak 'wejangan' dari Bapak tadi. "Nanti setelah berjalan dari perkampungan warga sebelum memasuki kawasan ladang penduduk, alangkah baiknya berdoa terlebih dahulu. Minta keselamatan dan kelancaran dalam melakukan perjalanan pendakian. Lalu setelah pos 2 sebelum memasuki 'Lemba Manding' ucapkan salam terlebih dahulu dan jangan pernah mengeluh. Istilahnya dimanapun kita bertamu sebaiknya minta ijin terlebih dahulu dengan mengucap salam. Dan sebelum mengambil air yang ada di bawah pos 3 serta ketika berada di pos 3, juga ucapkan salam terlebih dahulu", begitulah nasihat dari Bapak yang diketahui bernama Bapak Yanto tersebut. Sebelum keluar basecamp kita melakukan registrasi pendakian terlebih dahulu, dengan hitungan jumlah anggota tim dan jumlah kendaraan. Registrasi selesai dan semua siap, kita keluar basecamp dan sekali lagi kita mendapat pesan dari Pak Yanto, "hati-hati ya, semoga selamat dan nggak ada apa-apa", begitu pesan dari beliau dengan disusul dengan jabat tangan dari Pak Yanto, pengelola dan warga.
(pemandangan sepanjang perjalanan dari pemukiman penduduk menuju ladang penduduk)

(melintasi ladang penduduk)

(memasuki kawasan hutan pinus)

Perjalanan dari basecamp kita mulai sekitar jam 14.45, selama berjalan di perkampungan warga dan bertemu dengan warga yang ada di kanan/kiri jalan, kita dipersilahkan untuk mampir ke rumah warga atau sekedar memberi pesan agar hati-hati selama perjalanan. Benar-benar ramah warga di Dusun tersebut. Dengan perjalanan yang sangat santai dan penuh canda, kita sampai di ladang penduduk pada jam 15.14 dan melalukan doa sebelum melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya melewati ladang penduduk menuju hutan pinus dan 'Lemba Lempong'. Sampai di 'Lemba Lempong' (Pos 1) pada jam 15.26 kita istirahat sejenak sambil mengabadikan indahnya pemandangan di tempat tersebut.

(Pos 1 atau Lemba Lempong)

Cukup sudah beristirahat di pos 1, kita melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Beberapa menit berjalan dari pos 1 kita bertemu 3 orang pendaki yang melakukan perjalanan turun menuju basecamp. Sekitar 15 menit berjalan kita sampai pada sebuah titik dengan nama 'Lemba Gosong'. Entah apa arti dari Lemba itu sendiri (ketika berada di basecamp, ane tanyakan pada pengelola, mereka cuma bilang "Lemba ya Lemba"), tapi sudahlah biarkan menjadi misteri, hihihihi.

(melanjutkan perjalanan menuju puncak)

(nampak Bukit Andong selama perjalanan)

(Lemba Gosong)

Setelah beberapa saat mengabadikan keindahan hutan pinus, perjalanan kita lanjutkan kembali. Sekitar 20 menit kita berjalan, sampailah kita di 'Lemba Cemoro'. Ane yang mengusulkan rehat sejenak untuk melaksanakan sholat Ashar, ditolak salah satu anggota tim dan mengusulkan untuk melanjutkan perjalanan sebentar lagi untuk sekalian beristirahat. Fine, perjalanan kita lanjutkan kembali. Setelah berjalan ±20 menit, sampailah kita di 'Lemba Ngrijan' pada jam 16.45. Akhrnya ane bisa melaksanakan kewajiban Sholat Ashar sembari anggota tim yang lain beristirahat. Berhubung istirahat dirasa cukup dan waktu sudah semakin sore, maka kita putuskan untuk kembali berjalan. Sekitar 50 menit perjalanan, adzan Maghrib mulai terdengar dan akhirnya sampailah kita di Pos 2 atau 'Lemba Mitoh' dalam keadaan sudah mulai gelap. Setelah ane melaksanakan ibadah sholat Maghrib dan anggota tim yang lain menyiapkan penerangan (headlamp), kita lanjutkan perjalanan menuju Pos 3, yang memang sejak awal tujuan kita mendirikan tenda di Pos 3.

(Lemba Cemoro)

(Lemba Ngrijan)

(Pos 2 atau Lemba Mitoh)

Semua anggota tim sudah siap dengan penerangan di kepala masing-masing dan kita melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 sekitar jam 18.20. Jalur Suwanting ini memang belum pernah dilalui oleh semua anggota tim. Maka inilah pertama kalinya seluruh anggota tim melewati jalur yang memang jarak menuju basecampnya termasuk dekat dari Jogja. Selama perjalanan beberapa anggota tim saling mengingatkan untuk tidak mengeluh dan tetap semangat. Akhirnya sekitar jam 19.20 sampailah kita di 'Lemba Manding' yang memang sejak perjalanan dari Pos 2 sudah kita tunggu-tunggu. Di 'Lemba Manding' tersebut memang terdapat shelter yang lumayan bisa menampung beberapa tenda, namun karena memang tempatnya agak singup maka kita mempercepat langkah kaki kita. Namun setelah beberapa menit mempercepat langkah kaki, kembalilah kita ke ritme berjalan santai. Mungkin agak ketakutan di 'Lemba Manding' tadi ya? Hahahaha. Menit demi menit kita lalui dengan berjalan di gelapnya hutan gunung Merbabu. Karena salah satu anggota tim sudah mulai terlihat capek dan tidak bertenaga, serta datangnya angin gede (yang membuat kita berpikir mungkin jika lebih keatas lagi maka kita akan kena badai), akhirnya kita memutuskan untuk mendirikan tenda. Beberapa menit bergotong royong mendirikan tenda, sekitar jam 21.15 tenda pun berdiri di sebuah shelter yang memang ukurannya hanya muat untuk satu tenda saja.

(Lemba Manding. Keliatan serem atau mistis nggak sih ya?)

Semua barang bawaan akhirnya masuk ke dalam tenda dan sudah tertata sedemikian rupa, kini waktunya mengisi perut yang memang sejak perjalanan sudah bergerilya mencari asupan makanan, hahaha. Sembari menunggu mie instan yang sedang dimasak, lontong nasi bawaan dari rumah dan telur rebus sudah dipersipkan dalam sebuah wadah. Tidak lupa pula minuman panas diseduh agar badan terasa hangat. Setelah kenyang dan menikmati hangatnya minuman seduh, akhirnya satu persatu anggota tim terkapar dan memasukkan tubuh ke dalam 'sleeping bag' di dalam tenda.

Tidak terasa akhirnya semalam beristirahat disambutlah kita oleh hangatnya sinar mentari. Walaupun sebenarnya dinginnya udara masih sedikit menembus jaket yang kita pakai. Sebelum mulai memulai aktifitas selanjutnya, ane beribadah sholat Subuh terlebih dahulu walaupun sepertinya sudah agak kesiangan. Akhirnya sarapan pagi mulai dipersiapkan. Baik beberapa potong roti kita santap, ada pula yang memasak mie instan karena benar-benar ingin makanan hangat. Susu panas, jahe panas dan kopi panas menemani sarapan di pagi hari itu. Setelah sarapan selesai, kita mulai menyiapkan perbekalan guna dibawa untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Merbabu, sambil menikmati pemandangan di sekitar tempat kita mendirikan tenda. Dan sampai akhirnya kita meninggalkan tenda pada jam 07.05 menuju Pos 3.

(Selamat pagi, Merapi)

(keadaan tenda kami yang berada di sebuah shelter, hanya muat untuk satu tenda)

Perjalanan menuju Pos 3 terasa sedikit berat karena memang belum beradaptasi untuk melanjutkan perjalanan. Namun beberapa menit setelah meninggalkan tenda, ritme perjalanan kembali lancar. Keindahan panorama selama perjalanan sungguh menawan. Gunung Merapi, gunung Sumbing, gunung Sindoro, dan gunung-gunung disekitarnya terlihat indah karena memang cuaca pagi itu lumayan cerah. Akhirnya ±40 menit berjalan, sampailah kita di persimpangan menuju sumber air. Sebelum melanjutkan menuju Pos 3 yang memang seudah mulai terlihat, kita mempir terlebih dahulu di sumber air untuk sekedar mencuci muka. Sekitar jam 08.00 kita sampai di Pos 3 (Dampo Awang) dan bertemu beberapa pendaki yang mendirikan tenda disana dan berbincang-bincang sebelum akhirnya beberapa dari mereka memulai perjalanan menuju puncak.

(pemandangan sebelum sampai di papan sumber air)

(papan sumber air)

(nampang dikit lah, mumpung sampai di sumber air, hehe)

(Pos 3 atau Dampo Awang)

Kita pun mulai menyusul perjalanan mereka yang memang telah lebih dahulu melanjutkan perjalanan menuju puncak. Namun ditengah perjalanan, rombongan kita pun menyusul para pendaki yang juga berasal dari Jogja tersebut. Di tengah perjalanan kita disuguhi pemandangan sabana dan panorama yang benar-benar menakjubkan. Karena beberapa anggota tim ane kelamaan berfoto-foto ria, ane memutuskan untuk berjalan terlebih dahulu. Anggota tim yang lain pun menyetujui ane berjalan terlebih dahulu. Sekitar satu jam perjalanan dari 'Dampo Awang', sampailah ane di papan tulisan arah Suwanting dan arah puncak. Disana ane menunggu anggota tim lain yang mulai terlihat menyusul perjalanan ane, hehehehe. Setelah anggota tim lain menyusul ane dan mulai beristirahat, selanjutnya perjalanan dimulai kembali. Tetapi anggota tim yang lain kembali mengabadikan pemandangan sambil berfoto-foto, alhasil ane pun kembali melakukan perjalanan seorang diri.

(pemandangan sabana dari atas Pos 3 atau Dampo Awang)

(Merapi pun ikut menampakkan diri di tengah cuaca cerah pagi itu)

(papan tulisan menuju Suwanting dan menuju puncak)

Sekitar 40 menit berjalan dari papan sebelumnya, ane mulai melihat papan tulisan 'puncak' terakhir sebelum mencapai Puncak Triangulasi. Kembali lagi ane melanjutkan perjalanan seorang diri sampai menuju Puncak Triangulasi. Waktu menunjukkan jam 10.00 kurang beberapa menit, dan sampailah ane di Puncak Triangulasi gunung Merbabu. Sesampai disana ane disambut rombongan yang naik melalui jalur Selo. Setelah beberapa saat ngobrol-ngobrol dengan salah seorang anggota tim tersebut, rombongan ane yang lain pun mulai terlihat sampai di Puncak Triangulasi. Semua bekal di dalam tas yang ane bawa mulai dikeluarkan. Mulai dari roti, jelly, dan beberapa botol minum air minum. Sejenak puas beristirahat akhirnya beberapa anggota tim mulai melancarkan aksinya mengabadikan keindahan alam Indonesia dari Puncak Triangulasi. Puas berfoto di Puncak Triangulasi, kita berkemas bekal dan melanjutkan berjalan menuju Puncak Kentheng Songo. Sampai disana sekitar jam 11.00 kurang sekian menit. Kembali lagi kita mengabadikan momen-momen di Puncak Kentheng Songo.
(pemandangan sebelum sampai di puncak Triangulasi)

(papan tulisan terakhir menuju puncak)

(pemandangan sesampainya di puncak Triangulasi)

(papan Merbabu di puncak Triangulasi)

(perbekalan selama dari tenda sampai di puncak)

(puncak Kentheng Songo)

(bebatuan yang cukup unik di puncak Kentheng Songo)

(in memoriam)

Aktifitas di kedua puncak kita akhiri, selanjutnya kita melanjutkan perjalanan turun kembali ke tempat dimana kita mendirikan tenda. Sekitar jam 11.20 kita sudah mulai meninggalkan puncak dan kembali ke tempat kita beristirahat semalam. Perjalanan turun kita lakukan dengan sedikit cepat agar kaki tidak terlalu capek untuk berjalan. Perjalanan turun dari puncak sempat ditemani kabut yang agak tebal, namun tidak begitu menjadi masalah untuk kita, karena memang bisa memberikan kesejukan selama perjalanan turun, hehehe. Sebelum jam 12.00 akhirnya kita sampai di Pos 3. Disana kita disambut 2 orang dari anggota rombongan yang memang tidak melanjutkan perjalanan ke puncak. Sekian lama kita saling bertukar cerita dan ketika kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju tenda, kita malah disuguhi dua gelas susu hangat. Perjalanan turun ditunda sementara sembari bertukar pengalaman.

(kabut selama perjalanan turun menuju Pos 3)

(entahlah apa nama bunga ini)

(sampai juga di Pos 3)

Sekitar jam 13.40 kita melanjutkan perjalanana menuju tenda kita. Tidak lupa kita mampir di sumber air terlebih dahulu. Akhirnya jam 13.30 kita sampai dimana tenda sudah menunggu penghuninya. Beberapa anggota tim mulai menyiapkan diri untuk mengisi perut. Ane putuskan untuk sholat Dzuhur terlebih dahulu. Setelah sedikit beres-beres isi tenda, kita memasak telur, mie instan, dan beberapa menu makanan yang memang telah kita persiapkan sebelumnya. Semua kegiatan setelah makan kita lakukan, mulai packing barang-barang dan membersihkan tempat kita mendirikan tenda. Sekitar jam 15.00 kita mulai melakukan perjalanan turun menuju basecamp.

(sampai juga di tenda)

Tidak banyak cerita selama perjalanan turun. Mungkin hanya istirahat di Pos 2 sembari melakukan ibadah sholat Ashar. Setelah melanjutkan perjalanan kembali, kita sempat bertemu beberapa pendaki dari Bogor. Salah seorang anggota tim tersebut sempat mengalami sesak nafas. Tapi karena sudah terlalu banyak yang menolong akhirnya kita lanjutkan perjalanan turun.

Sekitar jam 16.50 ane sudah sampai di hutan pinus dan ladang penduduk. Setelah sampai di area pemukiman warga, ane sempat istirahat terlebih dahulu sambil menunggu 2 anggota tim lain. Akhirnya jam 17.15 ane dan satu anggota tim yang lain telah sampai di basecamp. Tas carrier yang kita bawa sudah kita turunkan. Kita rebahkan badan di atas tikar yang memang disediakan oleh pengelola untuk para pendaki beristirahat. Tidak lama kita disambut pengelola dan bertukar cerita sambil menunggu 2 anggota tim lain sampai di basecamp. Akhirnya sekitar jam 18.00 atau tepatnya setelah terdengar adzan Maghrib, anggota tim yang lain sampai di basecamp. Ane putuskan untuk beridabah sholat Maghrib dahulu di rumah pengelola yang menemui ane tadi. Semua anggota tim sudah berkumpul di basecamp sambil merencanakan perjalanan kembali ke rumah masing-masing.

(sampai di ladang penduduk disambut mentari yang mulai terbenam)

Akhirnya setelah adzan Isya' terdengar dan waktu telah menunjukkan jam 19.10, kita mulai bersiap meninggalkan basecamp. Beberapa warga terlihat mengantarkan kita yang sudah keluar dari basecamp. Perjalanan menuju ke rumah kita akhiri mengisi perut terlebih dahulu di sekitar Salam Magelang. Oiya, anggota tim kita tidak semuanya saling mengenal. Kita baru dipertemukan oleh salah satu anggota tim kita sebelum melakukan perjalanan ini. Tim kita terdiri dari 3 orang cowok dan 1 orang cewek. Dan ternyata kita telah dikompakkan oleh alam, hahaha. Akhirnya kita selamat sampai di rumah masing-masing tanpa kurang suatu apapun, mungkin cuma sisa capeknya aja, hahaha.

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan ini. Salah satunya dimanapun kita berada, jangan pernah lupa untuk meminta ijin pada tempat-tempat yang kita kunjungi dan tetap menjaga kesopanan kita. Puncak bukanlah akhir dari perjalanan kita, namun kembali sampai di rumah dengan selamat adalah tujuan paling utama dari setiap perjalanan mendaki gunung. Dan tidak lupa pula ane ingatkan buat semua yang mengaku pendaki untuk selalu membawa turun sampah yang kita bawa. Sungguh miris rasanya gunung yang seharusnya bebas dari sampah namun banyak pendaki yang meninggalkan sampah-sampah di gunung.

Sekian cerita yang dapat ane bagi kepada para pembaca. Ane berharap mendapat masukan apabila ada salah-salah kata dalam penulisan cerita ini, ataupun apabila ada kesalahan yang lain.
Wassalamu'alaikum wr. wb.